Bencana kekeringan yang terjadi di
Indonesia merupakan masalah klasik yang terjadi hampir setiap tahunnya dan
terus berkepanjangan. Bencana ini
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah perubahan iklim secara
ekstrim yang berdampak pada bergesernya awal musim kemarau yang cukup lama. Berdasarkan
hasil studi, durasi kekeringan paling lama yang terjadi di Negara Indonesia
sebesar 17 bulan pada tahun 1998-1999. (Pratama
et al. 2014). Tidak hanya itu, pencegahan dan
penganggulangan terhadap bencana kekeringan sangat lambat. Hal inilah yang
menyebabkan kekeringan terjadi berkepanjangan serta menyebar ke wilayah yang
tadinya tidak berpotensi mengalami kekeringan.
Pada tahun 2014 lalu, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa sebanyak 86 kabupaten/kota di
20 provinsi di Indonesia mengalami kekeringan. (Auliani
2014). Kekeringan paling banyak terjadi di
Pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Kekeringan yang
dialami pada tahun tersebut tidak dalam kondisi yang parah dan masih dalam
kategori normal serta kekeringan tidak berlanjut ke tahun 2015.
Bencana kekeringan di Indonesia telah
menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat terhadap kebutuhan sumber daya air.
Ketersediaan air yang tidak mencukupi adalah dampak terbesar yang harus
dirasakan masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah ke bawah yang
bekerja di sektor pertanian. Menurut (Rahayu
n.d.), kekeringan pada umumnya terjadi di
daerah pertanian tadah hujan, irigrasi golongan, gadu liar, dan daerah endemik.
Akibatnya produksi tanaman menurun dan seringkali para petani mengalami gagal
panen. Kegagalan panen tersebut juga berdampak pada kerugian material maupun
finansial secara luas dan mengancam ketahanan
pangan nasional. Oleh karena itu, penanganan yang cepat, efektif, dan efisien
perlu dilakukan oleh pemerintah maupun para petani demi (setidaknya) mengurangi
dampak masalah kekeringan.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa kekeringan yang terjadi di Indonesia bukan masalah yang mudah
untuk diselesaikan, terlebih lagi kekeringan terus menyebar di beberapa wilayah
Indonesia. Dampak yang diakibatkan oleh kekeringan juga sangat luas. Oleh
karena itu, pemerintah maupun masyarakat perlu melakukan penanganan atau
pencegahan terhadap dampak bencana kekeringan tersebut.
Daftar Pustaka
Auliani, P.A.,
2014. 86 Kabupaten di Indonesia Kekeringan. Kompas.com. Available at:
http://regional.kompas.com/read/2014/09/17/22552601/86.Kabupaten.Kota.di.Indonesia.Kekeringan.
Pratama, A.,
Suhartanto, E. & Harisuseno, D., 2014. Analisa Kekeringan Menggunakan
Metode Theory of Run pada Sub DAS Ngrowo.
Rahayu, S.P., Penyebab
Kekeringan dan Upaya Penanggulangannya. Available at:
http://www.mdmc.or.id/petabencana/index.php/potensi-dan-analisa/45-penyebab-kekeringan-dan-upaya-penanggulangannya
[Accessed January 1, 2015].
No comments:
Post a Comment